Beberapa tahun lalu, saya berjanji bahwa saya harus mengunjungi Sea Aquarium ketika pergi ke Singapura suatu hari nanti. And yeah, Sea Aquarium was amazing!
Hari kedua di Singapura saya dedikasikan penuh untuk berjalan-jalan. Pada hari itu juga saya berhasil mengunjungi Sea Aquarium, yeah! Sedari dulu, saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saya harus mengunjungi Sea Aquarium ketika ada kesempatan berlibur ke Singapura. I don’t know why, all I know is I have to!
Ketika tiket pesawat sudah ada di tangan, hal yang saya cari selanjutnya adalah tiket masuk Sea Aquarium di Pulau Sentosa. Setelah browsing sana-sini, akhirnya saya berhasil mendapatkan e-tiket Sea Aquarium dengan harga $22. Jauh lebih murah $12 dari harga loket yang dipatok $38 untuk wisatawan. Oleh sebab itu, jika kalian berencana mengunjungi Sea Aquarium atau attraction lain di Pulau Sentosa sebaiknya beli tiket secara online saja. Selain lebih murah, kita pun bisa langsung masuk dengan menunjukan e-tiket tanpa perlu mengantri di loket.
Transport menuju Pulau Sentosa, seperti halnya transportasi di seluruh Singapura, sangat mudah diakses. Kalian bisa menggunakan kereta MRT north east line atau circle line menuju Harbourfront Station. Nah, Harbourfront Station ini semacam tempat transit untuk menuju ke Pulau Sentosa. Ada empat macam cara untuk menuju Pulau Sentosa, yaitu dengan menggunakan cable car ($24), Sentosa Express ($4), bus ($2 pulang-pergi), atau Sentosa Broadwalk ($1). Karena ingin yang (lumayan) cepat dan murah, saya memilih untuk naik bus. Bus RWS8 menuju Pulau Sentosa bisa diakses dari bus stop di depan Vivo City Mall.
Nah, setelah benar-benar masuk ke dalam Sea Aquarium, atraksi pertama yang saya kunjungi adalah typhoon theatre. Saya menyaksikan film tentang perjalanan kapal yang menghadapi badai di tengah lautan. Di akhir film, kapal tersebut akhirnya tenggelam. Penonton di dalam studio pun bisa merasakan sensasi “ikut tenggelam” karena area tempat duduk digerakkan turun ke dasar ruangan. Dinding-dinding ruangan dihias sedemikian rupa sehingga kami seolah-olah sedang tenggelam ke dasar lautan. Begitu keluar dari ruangan teater, saya terkejut karena akuarium pertama yang saya lihat dihiasi dengan bangkai kapal karam! Amazing.
Setelah terkagum-kagum mengamati akuarium Shipwreck Habitat, saya beranjak ke area Shark Seas. Saya berjalan di dalam tunnel, sehingga bisa leluasa melihat ikan-ikan hiu yang berenang di atas kepala saya. Tunnel ini sama halnya dengan yang ada di Sea World Ancol. Bedanya, tunnel di Sea Aquarium tidak dilengkapi dengan travellator sehingga pengunjung bisa berlama-lama mengamati pemandangan. Tunnel di Sea Aquarium terbagi menjadi dua yaitu pada area entrance dan exit. Oleh sebab itu, rasanya tunnel di sini tidak sepanjang yang ada di Sea World Ancol.
Berkeliling Sea Aquarium kurang lebih membutuhkan waktu selama tiga jam. Masing-masing area akuarium dibagi berdasarkan habitat tertentu. Area-area tersebut di antaranya Strait of Mallaca & Andaman Sea, Bay of Bengal & Laccadive Sea, Cold Water Sea, Persian Gulf & Arabian Sea, Red Sea, South China Sea, Dolphin Area, dan masih banyak lagi! All of them are beautiful! Ada pula Discovery Touch Pool yang memperbolehkan kita untuk menyentuh beberapa binatang laut. Saya excited ikut mengantri bersama anak-anak, hehe.
Area yang paling memukau adalah Open Ocean Gallery! Begitu masuk ke area ini, saya dihadapkan pada akuarium yang super super besar! Akuarium ini berisi banyak sekali jenis ikan, hiu, dan ray. Sempat saya tercengang menyaksikan pemandangan bawah laut yang saya lihat. Pemandangan serba biru dengan jutaan ikan-ikan di dalamnya sungguh memukau. Saya merasa sungguh tenang dan damai. It was so beautiful that there’s no words to describe. It was so beautiful I could sit all day long just to watch it.
Setelah mengamati Open Ocean Gallery dari berbagai sudut ruangan, saya kemudian berlama-lama duduk anteng di depannya. Di samping saya ada seorang bule laki-laki yang juga duduk terdiam sendirian. Kita menikmati sunyi yang indah ya, Mas? #halah.
Yang bikin sebel, kamera HP saya sama sekali tidak mampu mengabadikan keindahan yang saya lihat. Gambar yang saya jepret bahkan tidak mampu merepresentasikan 20% keindahan Open Ocean Gallery.
Saya sempat membatin, jika pemandangan bawah laut yang dibuat oleh manusia saja sudah demikian indah, the ocean itself must be more than wonderful. So, at that moment, I promise myself that I have to dive one day. I really have to dive at least once, before I die.