Lika-Liku Mencari Tuhan

Beruntunglah kelas Psikologi Komunikasi mewajibkan mahasiswanya untuk menonton film PK (2014). Karenanya, saya berhasil menambah referensi film yang dibintangi oleh Aamir Khan setelah 3 Idiots (2009) dan Taare Zameen Par (2007). Menurut saya, ketiga film tersebut menghadirkan tema dan cerita yang menarik. PK, 3 Idiots, dan Taare Zameen Par tidak hanya menghibur, tetapi juga sukses menyentil isu-isu sosial. Dalam film terbarunya, Aamir Khan berperan sebagai PK, alien yang turun ke bumi dengan tujuan melakukan riset mengenai manusia. Namun selama ia berada di bumi, PK justru disibukkan dengan pencarian spaceship remote control miliknya yang hilang dicuri. Remote control tersebut sangat berarti bagi PK karena tanpa alat itu ia tidak dapat kembali ke planet asalnya. Di sini saya melihat kehadiran PK di bumi layaknya seorang bayi yang baru lahir. PK tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa manusia bumi serta tidak memahami kebiasaan, nilai, norma, atau peraturan yang berlaku.

Demi menemukan remote control akhirnya PK merasa perlu belajar menjadi manusia bumi. Ia melakukan hal itu dengan cara mengamati dan menelaah hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Contohnya dapat saya lihat ketika PK berusaha memahami fungsi dan cara penggunaan uang. Salah satu hal utama yang juga disorot dalam film ini adalah agama. Terdorong oleh jawaban “Hanya Tuhan yang dapat membantu menemukan remote-mu” yang dilontarkan oleh orang-orang, PK bertekad untuk menemui sosok Tuhan tersebut agar remote-nya dapat segera kembali. Hal ini menjadi menarik karena latar negara India yang digunakan memiliki beragam agama dan kepercayaan. Setelah sedikit memahami konsep keagamaan, PK memutuskan untuk meyakini semua Tuhan dari semua agama dengan alasan “One of them must be the right one and will hear to what I want”.

Dalam film ini kita dapat memaknai proses interaksi yang dilakukan PK untuk membentuk dirinya menjadi seorang manusia bumi. Proses interaksi tersebut dapat dibagi ke dalam empat tahapan yaitu imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati. Dalam tahap imitasi, sang alien memiliki kesadaran untuk meniru manusia Bumi. Pertama-tama, PK mengubah penampilannya dengan mengenakan pakaian yang sesuai. Kemudian, PK juga mempelajari pola perilaku dan kebiasaan-kebiasan manusia bumi. Selanjutnya, PK memiliki kebutuhan untuk melakukan identifikasi agar ia benar-benar dapat menjadi sama dengan manusia bumi. PK yang awalnya sama sekali tidak bisa berkomunikasi mentransfer kemampuan berbicara dan bepikir dari seorang perempuan. Tahapan sugesti dapat diamati ketika PK mempelajari semua agama dengan sungguh-sungguh. Ia melakukan semua ritual dan meyakini bahwa apa yang ia lakukan itu benar. Ketika PK telah berhasil memahami nilai dan rasa kehidupan di bumi, ia mulai dapat bersimpati kepada orang lain. Beberapa adegan yang menunjukkan simpati PK adalah pada saat ia memberi uang kepada seorang bapak yang berbohong meminta uang demi menyenangkan istrinya, saat PK merasakan penderitaan cinta Jaggu, dan kematian orang yang pertama kali menolongnya.

Yang juga menarik, kita dapat mencermati bagaimana PK melakukan self disclosure. Diawali dengan ketertarikan Jaggu untuk meliput hal yang dilakukan PK, mereka berdua akhirnya menjadi dekat. PK bercerita kepada Jaggu mengenai asal-usul dirinya, berbagai hal yang telah ia alami selama berada di bumi, serta kebingungan dan keresahan yang ia rasakan. Informasi tersebut tidak pernah dibagi kepada siapapun karena PK sadar akan resiko yang harus ia hadapi, “If I said, I will be put in lab. They will cut me inside and out.” PK memilih terbuka pada Jaggu karena merasa Jaggu adalah satu-satunya orang yang tepat dan dapat ia percaya. PK luluh karena Jaggu memiliki simpati yang besar terhadap dirinya. Jaggu rela mengorbankan waktu, uang, tenaga dan pikirannya demi membantu PK. PK berkata “I’ve a feeling that you are a gantleman, the one I can trust.

Konsep self disclosure dapat kita temui dalam teori penetrasi sosial (social penetration theory). Teori ini menjelaskan proses perkembangan hubungan antara orang-orang yang awalnya tidak saling mengenal menjadi intim. Intimacy tersebut diperoleh melalui kedekatan fisik dan emosional dari proses saling memahami. Ketika kedekatan telah terbangun maka self disclosure terjadi, hal-hal yang dibicarakan memuat informasi yang lebih pribadi misalnya perasaan, pengalaman masa kecil, trauma dll. Orang-orang yang berinteraksi tersebut membuka diri, mengenal satu sama lain, sehingga hubungan menjadi semakin intim. Self disclosure seringkali dianalogikan melalui lapisan-lapisan pada bawang bombay.

Self disclosure dalam film ini berbuah konflik menarik yang melibatkan PK, Jaggu dan seorang pemuka agama bernama Tapasvi Maharaj. PK mempertanyakan ketuhanan dan praktik berketuhanan yang disalahgunakan oleh oknum-oknum berkedok pemuka agama. Oleh PK, hal itu dijuluki sebagai wrong call. PK dan Jaggu berusaha menguak dan menyadarkan masyarakat melalui program televisi yang disiarkan di seluruh India. Konflik tersebut, menurut saya, adalah bagian yang paling satir dalam film berlabel komedi ini. Sang pembuat film berupaya mengangkat isu agama dengan sudut pandang kritis namun tetap dapat menghibur penontonnya. Bagian ini dapat diulas menjadi sebuah pembahasan lain yang menarik, namun … saya malas. Overall, PK is a good movie!

Leave a Reply