Media daring berkembang dengan pesat. Informasi disuguhkan dalam hitungan detik dari genggaman tangan pembaca. Namun, media cetak tetap bergerak pasti dengan menjunjung tinggi dua mantra: aktualitas dan faktualitas.
Tidak selamanya teknologi dapat menggantikan bentuk fisik. Sebagian orang masih merasa tak afdol dalam mencerna informasi jika hanya mengandalkan media daring. Media cetak tetap dinanti. Surat kabar, buletin, tabloid, maupun majalah menjadi gong informasi yang dapat lebih dipercaya. Berita dirangkai melalui sebuah proses panjang keredaksian yang penuh dengan berbagai macam pertimbangan. Aktualitas dan faktualitas yang dihadirkan secara menyeluruh tersebut masih menjadi poin utama dalam memenangkan hati pembaca.
Strategi a la B21
Sebagai badan pers kampus, SKM Bulaksumur UGM berusaha menempatkan diri sebagai media yang memprioritaskan aktualitas dan faktualitas. Bulaksumur Pos, buletin mingguan SKM Bulaksumur, lahir dari sebuah proses yang dilakukan secara kontinu. Seluruh awak SKM Bulaksumur melakukan rapat tema pada hari Sabtu tiap minggunya. Para awak mengangkat suatu tema yang dirumuskan dari berbagi ide, isu, serta peristiwa yang terjadi di tingkat kampus, fakultas maupun jurusan. Setelah tema utama diturunkan menjadi topik dan pertanyaan spesifik, awak redaksi bersama fotografer bergerak memburu informasi, konfirmasi, serta pendapat para ahli yang mumpuni.
Selepas proses penulisan liputan tuntas, awak redaksi bersama penjaga rubrik berdiskusi untuk mengevaluasi hasil tulisan. Tulisan tersebut akan kembali diperiksa oleh koor Bulaksumur Pos, editor, dan pemimpin redaksi. Barulah di hari Rabu, awak produksi akan mengemas tulisan tersebut dengan layout dan ilustrasi yang apik. Sementara itu, awak litbang akan melengkapi Bulaksumur Pos dengan survei dan data sesuai dengan tema yang diangkat. Proses keredaksian akan ditutup pada hari Kamis dengan digelarnya rapat tajuk. Dalam rapat tajuk akan dilakukan evaluasi terhadap progres, kinerja, dan kendala keseluruhan yang terjadi selama proses peliputan maupun penulisan. Rapat tajuk juga menjadi diskusi penentuan standing opinion SKM Bulaksumur tehadap isu yang diangkat.
Kontrol Kualitas Pada Pers Tingkat Fakultas
Senada dengan SKM Bulaksumur UGM, BPPM Equilibrium FEB UGM mempunyai strategi tersendiri untuk menghadirkan produk yang aktual dan faktual. Salah satu produk andalan BPPM Equilibrium adalah EQNews yang terbit setiap satu bulan sekali. Proses pengerjaan EQNews diawali dengan rapat tema pada minggu ketiga setiap bulan. Namun sebelum rapat tema diadakan, awak redaksi menggelar rapat internal, “Semua awak redaksi berdiskusi mengeluarkan semua ide dan informasi untuk diajukan ke rapat tema. Tujuan dari rapat ini agar tema dapat lebih fokus dan redaksi bisa lebih memahaminya,” kata Nela Navida, Pemimpin Redaksi Cetak BPPM Equilibrium.
Setelah keputusan pada rapat tema dicapai, awak redaksi akan mendiskusikan masalah tersebut secara lebih mendetail dengan pimred dan wakil pimred. Pimred dan wakilnya akan terus memandu dan mengevaluasi hasil tulisan sebelum akhirnya diserahkan kepada editor senior. Demi mendapatkan hasil yang maksimal, proses penyuntingan dapat dilakukan dua hingga empat kali, “Kontrol kualitas penting agar isi tulisan benar-benar terjamin kebenarannya,” tambah Nela. Keseluruhan proses keredaksian EQNews tersebut dituntaskan dalam waktu sepuluh hari.
Mengaji Ulang Aktualitas Media Cetak
Keberadaan media daring seakan menyisihkan unsur aktualitas dari karakteristik media cetak. Ukuran baku aktualitas menjadi kabur. Tentu, aktualitas antara media daring dan cetak tidak dapat disamakan mengingat teknologi yang digunakan berbeda. “Kehadiran media baru bersifat melengkapi media yang sudah ada. Ia tidak akan pernah bisa menggantikan karena media cetak punya karakteristik yang khas,” terang Rahayu, SIP., M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi UGM.
Rahayu menambahkan jika tantangan yang dihadapi oleh media harian, mingguan, dwi mingguan, dan bulanan berbeda. Media harian atau media daring memiliki kewajiban utama untuk melaporkan peristiwa dalam bentuk straight news atau hard news. Sedangkan media yang terbit secara mingguan atau bulanan harus dapat menyajikan berita yang berbeda, “Aktualitas harus diinterpretasikan berbeda. Peristiwa yang terjadi dapat dikaitkan dengan isu yang lain serta dapat dieksplor dengan indepth interview, investigasi, dan data dari beragam perspektif,” tambah Rahayu. Aktualitas hadir dalam konteks dan analisis yang jauh lebih luas. Faktualitas diperdalam sehingga tedapat unsur kepantasan. Perpaduan tersebut menjadi keunggulan media cetak, khususnya yang terbit secara mingguan atau bulanan. Semuanya dilakukan dengan tujuan untuk tetap menjaga kualitas media cetak sekaligus menjaga loyalitas pembaca.