Mengenang Hijrah UGM Melalui Niti Laku

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-65 Universitas Gadjah Mada, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) kembali mengadakan acara Niti Laku 2014. Acara yang dilangsungkan pada hari Minggu (14/12) tersebut turut menandai momen Dies Natalis ke-56 KAGAMA. Selain diikuti oleh ratusan anggota KAGAMA, turut pula hadir pada momen ini ketua panitia Niti Laku 2014, Prof. Ir. Sunjoto, ketua umum KAGAMA periode 2014-2019, Ganjar Pranowo, serta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dalam sambutan pembukaan Niti Laku, Sri Sultan sekaligus memberikan wejangan kepada kepengurusan KAGAMA agar dapat bertugas dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas di mana pun mereka berada.

Diawali dengan prosesi pelepasan balon berhadiah dan pengibasan bendera start, rombongan Niti Laku diberangkatkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X tepat pada pukul tujuh pagi. Diiringi dengan irama rancak Bergodo Wirosobo Soboman, rombongan berjalan kaki dari Pagelaran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju ke Balairung UGM. Beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UGM turut berpartisipasi dalam acara tersebut, di antaranya pencak silat, pramuka, serta marching band. Komunitas Wushu Yogyakarta serta iring-iringan becak yang masing-masing membentangkan poster Dies Natalis  UGM ke-65 juga turut meramaikan rombongan Niti Laku. Sebagai langkah preventif, panitia menyiapkan ambulans dan kendaraan angkut di beberapa titik rute Niti Laku. Selain itu, panitia juga memfasilitasi kegiatan senam yang diadakan di Balairung UGM bagi peserta yang tidak kuat mengikuti perjalanan.

Niti Laku bukan hanya sekedar acara jalan sehat biasa. Lebih dari itu, Niti Laku menjadi momen untuk kembali mengingat peran penting Kraton Ngayogyakarta dalam sejarah UGM. Pada awal pendirian UGM, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengizinkan aktivitas perkuliahan dilaksanakan di area Kraton, yaitu di Pagelaran, Siti Hinggil dan Mangkubumen. Komitmen Kraton terhadap eksistensi universitas pertama yang didirikan pemerintah Republik Indonesia ini juga dibuktikan dengan penghibahan tanah Bulaksumur untuk dijadikan area tetap kampus UGM. Oleh sebab itulah, acara Niti Laku memiliki nilai filosofi yang dalam mengenai hijrahnya UGM dari Kraton Ngayogyakarta ke Bulaksumur. (CHK)

 

 

Leave a Reply