Dianty Widyowati Ningrum, mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan 2011, menghiasi masa kuliahnya dengan serangkaian prestasi dan kegiatan bermanfaat. Keaktifannya dalam UKM English Debate Society UGM berbuah sejumlah prestasi, di antaranya N1 Adjudicator World Universities Debating Championship India (2014), Champion National Debate Competition (2013), Delegation for OIC Intervarsity Debating Championship Kuala Lumpur (2012), serta Breaking Adjudicator ALSA Universitas Indonesia (2012). Selain itu, Dianty juga pernah mengikuti program pertukaran pelajar ke Nanyang Technological University Singapura dan Inha University Korea Selatan pada tahun 2014.
Mahasiswa Berprestasi UGM 2014 sekaligus peraih Juara III Mahasiswa Berprestasi Nasional 2015 ini mengantongi dua kali kesempatan magang selama menjadi mahasiswa. Pada Januari hingga Maret 2013, Dianty magang di The Jakarta Post, sebuah surat kabar nasional berbahasa Inggris. Ia bertugas sebagai reporter di bagian feature desk, “Selama magang, saya menulis enam sampai tujuh artikel yang dipublikasikan lewat surat kabar cetak dan online The Jakarta Post,” kata Dianty. Menjadi reporter atau jurnalis sendiri merupakan salah satu ketertarikan dan cita-cita yang dimiliki Dianty sejak kecil. Berkat pengalaman magang di The Jakarta Post tersebut, Dianty berhasil merasakan atmosfer kerja di dunia media yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, “Sebenarnya yang paling terasa saat magang adalah etik kerja yang sangat berbeda dengan kuliah,” tambahnya.
Pada kesempatan kedua, Dianty magang di Siam Cement Group (SCG) Bangkok, Thailand. SCG merupakan perusahaan terbesar kedua di Thailand yang bergerak di bidang building material. Dianty bertugas di bagian human resources development (HRD) yang bertanggung jawab melakukan analisis dan penyedian data. Dianty juga melakukan proyek final mengenai karakteristik employement di Indonesia. Kesempatan magang di SCG tentu tidak didapatkan Dianty dengan mudah. Ia berhasil menjadi satu diantara lima kandidat yang berhasil lolos menuju tahap wawancara. Sehari setelah pengumuman, Dianty berangkat ke Jakarta dan bersaing dengan kandidat lain yang menurutnya jauh lebih hebat daripada dirinya. “Sesampainya di Jakarta, saya ngobrol dengan kandidat lain yang ternyata sudah pernah ke Harvard dan lain-lain. Nggak tahu kenapa, justru saya yang akhirnya diterima. Saya berpendapat pasti ada sesuatu yang perusahaan cari dan itu bukan sekedar soal prestasi atau IPK,” ceritanya.
Dianty menyarankan agar mahasiswa berani mengambil kesempatan magang sebanyak-banyaknya. Walaupun posisi yang ditawarkan tidak berhubungan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki, hal tersebut bukan menjadi masalah, “Selama ada kesempatan dan kamu merasa capable di bidang itu coba saja dulu,” ujarnya. Mahasiswa juga harus aktif mencari tahu syarat dan pola penerimaan magang serta karakteristik orang yang dicari, “Pintar-pintarlah mencari perusahaan yang memang cocok dengan karakter kalian. Tunjukin bahwa kalianlah yang mereka cari,” kata Dianty. (chk)