“Kita tidak akan pernah menyadari sesuatu yang berarti sampai kita benar-benar dipaksa untuk meninggalkannya”.
Ungkapan tersebut seolah bisa menggambarkan apa yang dialami oleh anak rantau. Kenyamanan dan hal-hal sederhana yang telah familiar dirasakan di kota asal ternyata menjadi sesuatu yang spesial ketika kita tidak lagi bisa menikmatinya. Tidak jarang, hal-hal yang terlihat sepele itu bisa membuat kita merasa rindu dan homesick. Bagi anak rantau asal Surabaya, beberapa hal ini dapat membuat merek rindu dengan kampung halaman:
1. Walaupun sering mengeluh tentang panas terik Surabaya yang menyengat, tapi ciri khas Surabaya tersebut bisa membuat aku benci-benci cinta.
Siapa yang tidak tahu kalau Surabaya di siang hari panasnya bak neraka? Orang Surabaya sering menyebutnya dengan “panase kentang-kentang”. Ketika masih tinggal di Surabaya, panas dan terik matahari sering membuat kita untuk malas untuk beranjak ke luar rumah.
Nggak cuma karena takut gosong, cuaca panas di Suarabaya mampu membuat pusing dan dehidrasi seketika. Tapi bagi anak Surabaya yang merantau ke kota-kota yang bersuhu dingin seperti Bandung, Bogor atau Malang, panas Surabaya justru bisa bikin kangen!
Ketika homesick sudah nggak bisa ditahan, kita bahkan tidak ragu untuk bersumpah “aku rela panas-panasan di Surabaya asal aku bisa pulang segera”. Seakan-akan panasnya Surabaya sudah menjadi ikon kota yang bisa menandingi popularitas monumen Sura dan Buaya. Rasanya memang belum afdol ke Surabaya kalau belum menikmati panasnya!
2. Taman-taman kota di Surabaya yang asri dan sejuk sudah seperti keberadaan oase di tengah-tengah padang pasir.
Panasnya Surabaya menjadi tidak berarti ketika berhasil diredam oleh banyaknya keberadaan taman kota. Beragam taman kota seperti Taman Bungkul, Taman Prestasi, Taman Flora, Taman Lansia, Taman Ekspresi, Kebun Bibit, dan lain-lain menjadi pemberhentian yang dapat mendinginkan hati dan pikiran.
3. Makanan Surabaya dengan cita rasa gurih dan pedas tidak terkalahkan.
Seenak apapun makanan di kota rantauan, rasanya belum ada yang mampu menakhlukkan lidah seperti yang dilakukan oleh makanan-makanan khas Surabaya. Perpaduan asin, gurih, pedas dan santan tidak pernah gagal untuk meningkatkan nafsu makan.
Salah satu bumbu khas makanan Surabaya adalah petis atau saus hitam yang berasal dari kaldu sari ikan dan udang. Petis melengkapi kelezatan banyak menu makanan contohnya Rujak Cingur, Lontong Balap, Lontong Kupang, Lontong Mie, Tahu Campur, Tahu Tek, Tahu Telor dan lain-lain. Pedagang gorengan di Surabaya bahkan selalu menyediakan petis untuk melengkapi sajiannya.
Sayangnya, bagi anak Surabaya yang sedang menetap di luar Jawa Timur, makanan berbumbu petis se-yahud di Surabaya memang sulit ditemui.
4. Ada banyak mall yang bisa dikunjungi sebagai tempat nongkrong di Surabaya. Jika dulu kami bosan, sekarang justru kami merindukannya.
Anak Surabaya sering mengeluhkan banyaknya mall yang ada di Kota Pahlawan. Tapi di sisi lain, kami juga merupakan pengunjung setia mall-mall Surabaya. Semua hal biasa dilakukan di mall mulai dari nongkrong bersama teman, nonton, berbelanja, kencan, mencari hiburan atau berjalan-jalan bersama keluarga.
Ketika di tempat rantauan mall-mall yang ada tidak sebanyak dan semegah seperti yang ada di Surabaya, di dalam hati kami kerap merindukan Surabaya.
5. Walikota Surabaya sudah menjadi sosok pahlawan yang dikagumi oleh seluruh warganya.
Melihat banyak media massa yang memberitakan Walikota Surabaya Tri Risma Harini, anak Surabaya tentunya pasti merasa bangga. Bu Risma telah bekerja keras untuk mengubah Surabaya menjadi lebih hijau, maju, dan nyaman. Kecintaan Bu Risma kepada Surabaya berhasil membuat warganya juga menjadi semakin cinta dengan kota ini.
6. Meskipun terdengar kasar dan ceplas-ceplos, bahasa dan logat Suroboyoan sangat bersahabat bagi kami.
Berbicara dengan bahasa dan logat Suroboyoan adalah hal yang paling bisa membuat anak rantau Surabaya rindu dengan kotanya. Bagi arek-arek Suroboyo, kata khas seperti “jancok” tidak selamanya memiliki arti yang negatif.
Kata ini bahkan telah menjadi celetukan pelengkap di setiap percakapan. Ngobrol bersama teman dengan menggunakan bahasa dan logat Suroboyoan justru dapat membuat suasana menjadi semakin akrab dan seru.