Menuntaskan jurnal berjudul Gender in Gamer Culture and the Virtual World memberikan insight yang menarik, bahwa ranah gem adalah bidang yang berhak dan layak untuk dieksplorasi lebih lanjut melalui kacamata disiplin ilmu komunikasi. Benang merah dari tulisan Nicholas Maisonave ini berusaha memaparkan representsi gender dalam gem serta bagaimana fakta-fakta lain berkolaborasi membentuk sebuah cerminan budaya yang lahir dari dunia virtual.
Gender merupakan isu yang menarik untuk ditelaah. Perbincangan gender adalah salah satu topik populer dalam disiplin ilmu sosial dan humaniora. Namun, mengaji isu gender dalam dunia gem terbilang hal yang baru, bahkan mungkin seringkali tak terpikirkan bagi masyarakat awam (mungkin karena anggapan gem hanyalah hal remeh untuk menghibur / mengisi waktu luang). Meskipun bukan pelopor dalam membahas topik ini, usaha Maisonave dalam memaparkan topik ini patut diapresiasi.
Secara umum jurnal ini memberikan penekanan bahwa gem bertindak tak adil pada perempuan. Sebagai contohnya, karakter-karakter perempuan pada gem digambarkan seksi dengan kostum-kostum yang minim serta dada yang besar. Postur tubuh pada karakter perempuan tersebut juga cenderung menampilkan proporsi tubuh yang tidak realistis jika dibandingkan dengan rata-rata statistik proporsi tubuh perempuan di dunia nyata. Hal ini, menurut Maisonave, terjadi karena dunia gem sangat didominasi oleh laki-laki, baik dari sisi produsen maupun konsumennya.
Menariknya, tak hanya perempuan yang ‘direndahkan’ dalam dunia gem. Dalam beberapa sisi, laki-laki juga mengalami tekanan serupa. Karakter laki-laki, contohnya, hampir selalu digambarkan sangat maskulin, heroik, ditunjang dengan postur tubuh yang gagah dan berotot. Representasi laki-laki dan maskulinitas dalam gem, seakan menuntut semua laki-laki untuk mempunyai nilai serupa. Padahal nyatanya tidak semua laki-laki memiliki kadar maskulinitas yang sama (e.g. gay / nerd).
Singkatnya, penelitian ini telah cukup mampu memberikan gambaran mengenai cerita di balik dunia gem. Menurut saya, pada penulisan jurnal ini terdapat beberapa bagian yang sulit dipahami, beberapa hal disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sistematis, serta data kurang dijabarkan dengan gamblang. Walaupun begitu, penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait untuk memperbaiki kinerja industri gem. Konten yang ada perlu diperbaiki, dampak perlu dimanajemen dengan matang sehingga efek negatif dapat ditekan. Bagi mahasiswa ilmu komunikasi, penelitian Nicholas Maisonave ini sekaligus memberikan dorongan untuk mengeksplorasi sisi-sisi menarik lainnya yang ada dalam dunia gem dan ruang virtual. (chk)