7 Lomba Agustusan yang Dulu Pernah Kamu Mainkan dan Bikin Kamu Bangga Menjuarainya

17 Agustus semakin dekat! Kampung-kampung di sekitar rumah mulai berhias. Gapura dicat, bendera Merah Putih dipasang, pernak-pernik ditambahkan di sekeliling kampung untuk menambah kemeriahan Hari Kemerdekaan. Tidak ketinggalan, Karang Taruna atau Remaja Masjid mulai merancang kegiatan untuk mengisi bulan Agustus. Kerja bakti, malam tirakatan, pentas seni dan tentunya lomba-lomba Agustusan siap menyambut!

Apa lomba Agustusan yang pernah kamu mainkan dan menjadi favortimu ketika kecil? Yuk mari bernostalgia!

1. Sepeda lambat, biar lambat asal juara

Jika biasanya lomba bersepeda menuntut kecepatan dari pengendaranya, sepeda lambat menuntut keterampilanmu untuk berkendara selambat mungkin. Kedengarannya sih gampang, tapi untuk menjaga keseimbangan dengan kecepatan yang sangat minim tidak mudah lho! Kamu akan oleng ke kanan dan kiri. Jangan sekali-kali kamu menengok ke arah lawan, konsentrsimu akan buyar.

Pemain yang menjejakkan kakinya ke tanah bisa dipastikan langsung tersingkir. Sedangkan pemenangnya ditentukan dari pemain yang paling TERAKHIR menyentuh garis finish! (Ya iyalah, namanya juga sepeda lambat)

2. Nyunggi tempeh, pelajaran untuk mengapresiasi ibu-ibu di pasar

Tidak jauh berbeda dengan sepeda lambat, lomba nyunggi tempeh juga akan menguji keseimbanganmu. Pernah lihat ibu-ibu di pasar yang membawa barang dagangannya dengan tempeh di atas kepala? Ya kurang lebih seperti itulah prinsip lomba ini. Kalau mereka mah pasti udah pro dan sering bikin kita kagum sendiri, gimana coba caranya mereka tetep bisa jalan seimbang dengan beban di atas kepalanya?

Kalau di lomba nyunggi tempeh khas Agustusan, kita hanya perlu membawa tempeh kosong di atas kepala kita. Kemudian kita diwajibkan untuk berjalan secepat mungkin menuju garis finish. Tapi karena tidak ada beban yang menahan tempeh, justru benda ini jadi gampang banget  jatuh atau terbang sendiri.

3. Balap kelereng, emut sendok yang tidak higienis

Lomba ini hukumnya PASTI ADA di tiap acara Agutusan. Lagi-lagi yang diuji juga keseimbangan dan kecepatan. Mungkin lomba-lomba 17 Agustusan dirancang untuk melatih kemampuan motorik anak, hmm. Peserta lomba balap kelereng harus menggigit sendok beserta sebutir kelereng. Kemudian mereka harus menuju garis finish secepat mungkin tanpa kelereng tersebut jatuh.

Tingkat kesulitan akan semakin bertambah ketika kalian diwajibkan untuk mengoper kelereng ke sendok yang digigit oleh peserta lain. Eits, jangan lupa sendoknya dipakai gantian ya!

4. Makan kerupuk, renyahnya kerupuk pengganjal perut

Lomba makan kerupuk memiliki kepopuleran yang tinggi di antara lomba 17 Agustusan yang lain. Kamu harus memelet-meletkan lidahmu dan meraih kerupuk yang digantung dengan tali. Kadang panitia lomba akan iseng menggoyangkan tali sehingga kerupukmu ikut bergoyang tidak stabil. Bagi yang memiliki tubuh yang tidak tinggi, kalian harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk berjinjit atau lompat-lompat kecil.

Bagi yang tidak berpartisipasi, melihat peserta lomba kerupuk yang gigih berjuang memberikan hiburan tersendiri. Sambil menyemangati peserta, kadang kita dibuat tertawa karena peserta begitu bersemangat meraih kerupuk sambil melet-melet, hahaha. Kalah dan menang dalam lomba ini tidak jadi masalah karena semuanya tetap bisa makan kerupuk dengan gratis!

5. Memasukkan bendera, memacu adrenalin

Lomba yang satu ini cukup sederhana, caranya: ambil bendera, lari ke sisi seberang lapangan secepat mungkin, masukkan pegangan bendera ke dalam botol, ulangi hingga bendera habis.

Ya se-simple itu kok. Tapi ketika harus bersaing dengan teman-teman lain… adrenalin tetap terpacu! Jangan sampai nyusruk karena terlalu bersemangat ya, hehe.

6. Gigit koin, perlambang sulitnya cari uang

Berani kotor dan belepotan adalah prinsip utama yang harus dimiliki ketika ikut lomba ini. Uang koin akan ditata menancap pada buah pepaya, semangka, jeruk bali atau kelapa. Agar semakin seru, seluruh permukaannya dilumuri dengan oli yang hitam legam. Peserta harus mengambil koin yang tertancap dengan menggunakan mulut dan gigi. Sudah pasti dong, muka kita akan berlumur warna hitam oli. Lomba gigit koin ini biasanya dilakukan beramai-ramai, saling sundul sana sini.

7. Tangkap belut, geli-geli basah!

Licin-geli-basah rasanya main tangkap belut. Kita harus memindahkan belut dari satu tempat ke tempat yang lain. Tangkap belut jadi permainan yang lumayan bisa bikin histeris pesertanya. Gimana nggak, lihat belutnya aja sudah cukup bikin jijik. Licinnya permukaan kulit jadi tantangan yang selanjutnya, hiii. Coba belutnya diganti belut listrik, dijamin, bakal lebih menantang! (chk)

 

Leave a Reply