Merapal Dari Perbatasan

Bukan lautan hanya kolam susu… katanya

Tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu

Kail dan jala cukup menghidupimu… katanya

Tapi kata kakekku ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara

Tiada badai tiada topan kau temui… katanya

Tapi kenapa ayahku tertiup angin ke Malaysia?

Ikan dan udang menghampiri dirimu… katanya

Tapi kata kakek, awas! ada udang di balik batu

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman… katanya

Tapi kata dokter Intel belum semua rakyatnya sejahtera
Banyak  pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri Continue reading

Geliat Dolly sebagai Kawasan Prostitusi di Surabaya

Selain dikenal sebagai Kota Pahlawan dan Kota Bisnis, Surabaya dikenal pula sebagai kota yang memiliki “wisata” prostitusi yang melegenda. Seakan bukan hal yang saru, bisnis perkelaminan telah menjadi sesuatu yang tumbuh dan berkembang sejak lama di Surabaya.

Lahirnya Dolly Sebagai Kawasan Prostitusi

Surabaya memiliki tempat-tempat alternatif yang menawarkan “kelumrahan” untuk menyalurkan nafsu birahi dengan sarana wanita bayaran. Bangunrejo, Jarak, Klakah Rejo, Moroseneng, Kremil, Kembang Kuning, hingga Pulo Wonokromo adalah sejumlah nama di antara banyak lokasi-lokasi lain di Surabaya yang bergelut (atau pernah bergelut) dengan praktek-praktek pelacuran. Tak ketinggalan pula, Gang Dolly, kompleks pelacuran yang diklaim sebagai pusat prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Gang Dolly, atau yang hanya cukup disebut dengan Dolly, terletak di Jalan Kupang Gunung Timur I, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Walaupun hanya sebuah jalan sepanjang kurang lebih 200 meter dan lebar 5 meter, lokasi ini relatif mudah dijangkau, terlebih bagi siapa yang benar-benar menginginkannya.

Continue reading

Buang Smartphone Ganti Monokrom

Sadar nggak sadar pasti kalian semua punya andil yang cukup besar dalam merusak bumi lo! Nggak percaya? Coba lihat hape yang kalian genggam. Pasti sebagian besar kalian udah pakai smartphone super canggih. Tau nggak sih sebenernya tren ini nggak bagus banget buat keselamatan bumi kita dimasa mendatang.

Lho kok bisa?? Coba deh perhatiin, smartphone user ini biasanya nggak bisa lepas dari benda berharganya tersebut. Dikit-dikit ngetweet, chatting terus via Line atau WA, check in mulu di Path. Nah, karena seringnya digunakan, baterai smartphone jadi cepeeeet banget habisnya. Nggak heran deh, dimana aja kapan aja, apalagi kalau lagi pergi kemana-mana pasti yang pake smartphone rempong banget cari colokan buat nge-charge.

Coba bayangin aja nih, sekarang aja pengguna smartphone di Indonesia ada sekitar 55 juta orang, seluruh dunia mencapai 2,5 milyar orang. Dengan daya tahan baterai yang rata-rata cuma enam sampai tujuh jam, berapa besar tuh energi yang kudu dipake buat ngisi baterai BB user segitu banyaknya?

Nah, makanya kecintaan kalian sama smartphone ini kayanya perlu dialihkan deh. Sebagai alternatifnya ramai-ramailah beralih ke hape monokromik: hemat baterai plus tahan banting. Because smartphone is too mainstream! Hipster dikit boleh lah, siapa tau bisa jadi tren baru. Syukur-syukur karena rame-rame beralih ke hape monokrom, energi yang sebelumnya dibuat nge-charge si smartphone bisa disalurin ke desa-desa terpencil yang belum dapet pasokan listrik. Ini nih baru namanya satu cinta buat bumi! (chk)